www.agamamu.blogspot.com

www.agamamu.blogspot.com

Minggu, 19 Juni 2011


A. Haruskah dipertegas Oleh Malaikat ..?


Dengan legimitasi surat Al-‘Alaq ayat 1-5

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah.
Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam.
Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya
(Al-‘Alaq 1-5)

Rasul Saw menerima wahyu ini di gua hira untuk pertama kalinya, dan sekaligus menjadi surat pengangkatan beliau sebagai seorang Nabi dan Rasul bagi seluruh alam.
Sebelum lebih jauh tulisan ini sengaja kami beri judul haruskah dipertegas oleh malaikat..? disini penulis ingin mengajak para pembaca untuk membawa alam fikirannya menuju pada saat-saat Rasul Saw memulai dakwahnya, seolah-olah kita sedang berada disamping beliau.

Berbicara da’wah Rasul Saw diawal-awal kenabiannya, kita akan menjumpai sikap penentangan kaum kafir quraisy Makkah ketika itu terhadap dirinya,
Ketika kaum kafir Makkah mengetahui seorang pemuda yang bernama Muhammad bin Abdullah mendakwahkan dirinya sebagai seorang utusan Allah, yang mengajak pada peribadatan kepada satu tuhan yang esa atau monotheisme, dan menghapuskan kasta dengan mengatakan semua manusia adalah sama, layaknya seperti gigi-gigi sisir, semua manusia berasal dari Adam As, dan Adam diciptakan dari tanah, tidak ada beda andara orang Arab dan non Arab, tidak ada keutamaan anatara ras kulit putih dan hitam/merah, tidak ada bedanya antara bangsawan dengan budak, dengan ini beliau menghadapi halangan dan rintangan dari kaum beliau sendiri, mulai dalam bentuk pengingkaran terhadap kenabian beliau, dianggap orang gila, dan ada juga yang menganggap beliau sebagai penyihir, hingga dituduh sebagai pemecah belah kesatuan bangsa Arab, yang mana ketika itu bangsa tersebut terkenal dengan kesatuan mereka,dalam bentuk kesetiaan atas nama nenek moyang, suku, ataupun kabilah; kesemuanya itu beliau hadapi penuh kesabaran dan ketabahan dengan harapan yang besar, bahwa kelak dakwah beliau akan menyebar dan tersiar keseluruh penjuru dunia; walau demikian sebagai manusia biasa, Rasul Saw juga terkadang mengalami sedikit kegelisahan atas perlakuan kaumnya terhadap dirinya, namun sebagai seorang utusan tuhan beliau tetap dibimbing oleh wahyu dan dihibur oleh Allah Saw.

Dan sesungguhnya telah didustakan (pula) rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Kami kepada mereka,
(Al-An’am 34)

walaupun begitu perlakuan mereka terhadap dakwah Rasul Saw, mereka juga tergelitik untuk meyakinkan diri mereka; apakah Muhammad bin Abdullah benar-benar utusan Allah, seperti digambarkan oleh alqur'an berikiut ini;


Dan mereka berkata: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) malaikat.?" dan kalau Kami turunkan (kepadanya) malaikat, tentulah selesai urusan itu, kemudian mereka tidak diberi tangguh (sedikitpun)
. (Al-An’am: 08)

Mereka sangat berharap kepada Allah Swt agar berkenan mengirim malaikat-Nya sebagai penegas dan penguat bahwa Muhammad Saw benar-benar seorang utusan Allah Swt, yang mana malaikat tersebut berbicara dengan mulutnya sendiri, seraya berkata;

“Wahai kaum quraisy berimanlah kalian semua kepada Muhammad...!!! bahwa betul ia adalah seorang rasul utusan Allah”

Perlu diketahui bersama bahwa mereka sudah tahu sedari dini mungkin bahwa Muhammad Saw adalah bukan tipe pemuda yang gemar berbohong. dan mereka sendiri jamak mengenal beliau sebagai al-amiin (terpercaya).

Harapan mereka itu tidak ada gunanya, bagaimana mereka mengikuti ucapan malaikat tersebut, wong kepada Muhammad sendiri mereka tidak beriman sekalipun mereka sudah mengakui beliau bukanlah tipe seorang pembohong, yang tumbuh dewasa di lingkungan mereka sendiri, namun tiba-tiba harus mendengarkan dan mengikuti saran malaikat tersebut, yang secara tiba-tiba datang lalu mengatakan kepada mereka untuk menerima risalah beliau, tentu jelas mustahil mereka mengikutinya (Muhammad Saw yang mereka kenal luar dalamnya pun mereka ragu).

Namun angan-angan mereka akan mustahil sekalipun itu terwujud, mengingat malaikat tersebut juga akan diwujudkan seperti manusia juga.

Dan kalau Kami jadikan Rasul itu malaikat, tentulah Kami jadikan Dia seorang laki-laki dan (kalau Kami jadikan ia seorang laki-laki), tentulah Kami meragu-ragukan atas mereka apa yang mereka ragu-ragukan atas diri mereka sendiri
(Al-An’am. 09)

Jadi ayat diatas alquran kembali menggambarkan upaya mereka bagaimana untuk meyakinkan diri mereka sendiri, bahwa Muhammad benar-benar seorang Nabi, sehingga mereka meminta penegasan kedua, dalam bentuk turunnya kitab dari langit, namun lagi-lagi itu dianggap mustahil, pasti kalau toh itu terjadi; niscaya mereka akan mengomentarinya sebagai sihir.

Kalau kita tarik kesimpulan dari tulisan ini, memang keimanan itu tidak mudah merasuk kesanubari lalu menerimanya sebagi keyakinan, kecuali atas kehendak Allah Swt, dan ditambah fikir logika yang matang dan selanjutnya menerimanya.