www.agamamu.blogspot.com

www.agamamu.blogspot.com

Rabu, 23 Desember 2009

mukaddimah pernikaHan

Nikah adalah sunnahku
Begitulah bunyi penggalan sabda nabi yang mulia Muhammad Saw
Pendek kata-katanya akan tetapi luas maknanya
Nikan suatu ikatan jalinan kasih yang besar dan begitu berat konsekuensinya
Wahai bani Adam
Eksistensinya kita didunia ini, karena adanya ikatan yang mulia ini
Islam bukanlah agama para pendeta, yang memandang pernikahan suatu yang diharamkan
Islam bukanlah hedonis, yang memandang pernikahan adalah segala-galanya
Akan tetapi Islam memandang pernikahan sesuatu yang mulia, sehingga Islam mengaturnya
Dan Nabi yang Mulia memeberikan contoh dan teladanya
Dengan nikah
Dua insan yang hubunganya diharamkan menjadi halal
Dengan nikah dahulunya berserakan, dua insan menjadi satu jalinan kasih
Nikah adalah bahtera menuju pantai kebahagian
Ooo….h Indahnya pernikahan
Dengan pernikahan yang pahit menjadi manis
Dengan pernikahan yang manis dirasakan bersama-sama
Sangatlah pasti, ditengah luasnya samudra, badai dan ombak datang menerpa
Pernikahan itu sendiri adalah bahteranya
Atas dasar cinta kepada kepadaNya bahtera itu menjadi kokoh
Sabar dan saling memahami adalah dayungnya
Suami dan isteri adalah nahkodanya
Saling membutuhkan akan melahirkan mawaddah warahmah
Dia adalah pakaian bagimu
Dan kamu adalah pakaian baginya
Begitulah indahnya bahasa alQuran menggambarkarkan manisnya pernikahan

Assalamualikum warahmatullahi wabarakatuh

Terpujilah Allah dialah tuhan yang maha rohman yang kasihNya tak pilih kasih, yang maha Rohim, yang sayangNya hanya kepada hambaNya yang beriman dan mau unduk hanya kepadaNya jua.
Curahan rahmat dan keberkahan Allah Swt, semoga selalu terlimpah kepada nabiNya yang mulia, nabi Muhammad Saw, beserta para keluarganya dan sahabat-sahabatnya selalu.
Begitu indahnya Islam sehingga selalu terpancar mempesona dan memukau, sembari diterangi cahaya Ilahi.

Nikah adalah sunnahku, begitulah bunyi penggalan sabda nabi yang mulia, Nabi Muhhammad Saw, Nikah adalah akad, yang bermakna ikatan dan perjanjian, yang mana sahnya suatu pernikahan karena adanya akad tersebut, dalam hal ini alQuran menggambarkan pernikahan dengan kata mistaqon gholidhzoo (perjanjian yang berat).
Pernikahan dalam Islam bagian dari syariat islam itu sendiri dan ia merupakan sunnahnya para nabi-nabi Allah Swt, oleh sebab itulah Rasul menghimbau kepada pemuda yang sudah memenuhi syarat dan prasyarat untuk menapaki jenjang pernikahan, agar segera melaksanakan sunahnya para nabi ini, yaitu pernikahan.

Islam tidak memandang pernikahan sebagai suatu penghambat untuk mencapai kesejatian akhirat, atau sesuatu yang segala-galanya dalam dunia ini, akan tetapi islam memandang pernikahan adalah suatu naluri fitrah bagi manusia itu sendiri, sebagai makhluk biologis manusia tentu butuh untuk menyalurkan nafsunya, maka islam mengaturnya sehingga diberikan sarana, yang mana dahulunya haram menjadi halal, dan juga manusia sebagai makhluk sosial pasti ia membutuhkan pendamping, sehingga Islam mengaturnya sedemikian rupa, sehingga ia menjadi harmonis untuk dijalani oleh manusia, dan pada akhirnya ia menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah lebih dekat lagi, bersama-sama dengan pendampingnya yang menjadi pujaan hatinya.

Suksesnya suatu bahtera pernikah untuk mencapai pantai bahagia Mawaddah warohmah, tiada lain kuncinya adalah cinta kepada Allah menjadi visinya dan menggapai keridhoaNya adalah misinya, dan memiliki sikap tanggung jawab dan saling menutupi kekurangan satu sama lain, sehingga alQuran memberikan bahasa yang indah tentang ini, mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu adalah pakaian bagi istri-istrimu, rasa saling membutuhkan inilah yang dimaksudkan oleh alQuran, sehingga wajar Rasul bersabda rumah tanggaku adalah syurga bagiku.

Minggu, 20 Desember 2009

Langkah untuk lebih dekat kepadaNya
Banyak sekali dalam alquran dijelaskan, dan bahkan diulang-ulang dalam menyajikan nama-nama Allah Swt yang maha sempurna seperti diakhir-akhir surat alhasyr.

22. Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
23. Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, raja, yang Maha suci, yang Maha Sejahtera, yang Mengaruniakan Keamanan, yang Maha Memelihara, yang Maha Perkasa, yang Maha Kuasa, yang memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.
24. Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk Rupa, yang mempunyai asmaaul Husna. bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Didalam nama-namaNya terbentang makna yang begitu luas bagi para pencari tuhan yang sesungguhnya, untuk kehidupannya yang lebih bahagia lagi, baik kebenaraNya, KasihNya, ampunanNya, pokoknya apa saja yang diinginkan oleh hambaNya asalkan mau mendekat kepadanya, dapat ia cari melalui menyelami dan menghayati dan terutama berusaha mengamalkan apa yang diinginkan oleh nama-namaNya yang sempurna (asmaul husna) tsb.
Apabila kita menginginkan untuk mendekat atau mengenal seseorang pasti yang pertama kita hendaklah mendekatinya dengan sesuatu yang menjadi kebanggaan tersendiri bagi orang tersebut, seperti, apa makanan kesukaannya, hobinya, dst. Akan tetapi lantaran Allah Swt adalah sumber muara dari seluruh yang menjadi keinginan hambanya, baik tempat tambatan segala hajat, maka hendaklah mengenalNya melalui nama-namaNya yang maha sempurna (asmaul husna).
Allah Swt mengajarkan kepada hambaNya melaui nama-namaNya yang santun untuk menjadi sarana untuk mendekatkan diri lagi kepadanya, dan seharusnya bagi kita memahami betul apa saja pesan-pesan yang disampaikan oleh nama-namaNya, sehingga nantinya, Ingin kasihNya maka pahami makna dan berbuat dengan yang tersirat dalam namaNya.
ANDAI TUHAN ADALAH MANUSIA………???????
Pertanyaan diatas mungkin menggelitik pikiran kita sebagai seorang muslim yang meyakini Allah Swt Mukholafatu lilhawadits (berbeda dengan makhluknya) dan juga ditegaskan oleh surat alikhlas tentang hakikat Allah Swt.


1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa. 2. Allah adalah Tuhan tempat bergantung kepada-Nya segala sesuatu. 3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, 4. Dan tidak ada seorangpun yang setara/menyerupai dengan Dia."


Andai tuhan adalah manusia yang salah seorang dari kita, akan lebih jauh lagi mudah bagi kita untuk mengenalNya dan memahaiNya, setidaknya kita dapat melihatNya bagaimana ia beriteraksi dengan hambanya, yang memang kalau ia salah seorang dari manusia, yang mana Analognya, kita dapat memahami orang lain, karena kita mempunyai pengalaman dalam bebagai keadaan emosi bagaimanapun dengan orang tersebut, atau berkomunikasi langsung dengannya.
Akan tetapi Allah Swt adalah tuhan yang memang tuhan yang hakiki, ia bukanlah salah seorang dari golongan manusia seperti perumpamaan diatas, akan tetapi ia yang tidak ada serupa denganNya, dan bebas dari berbagai pengandain apapun yang terlintas dalam alam akal pikiran manusia, karena pada dasarnya manusia (makhluk) ia terikat oleh ruang dan waktu, yang nantinya akan rusak, binasa, tua, dan akan berakhir pada satu titik jenuh yang bernama kematian, jadi benar perkataan kaum filusuf barat bahwa tuhan telah mati, kalaulah memang tuhan adalah dari golongan manusia dan juga memang tuhan mereka adalah manusia.
Oleh karenaNya Rasul memerintahkan kita untuk memikirkan kebesaran hasil ciptaanNya, dan melarang untuk memikirkan Zat Allah Swt, karena kemampuan otak kita terbatas untuk mengolah data tentang zatNya Allah Swt yang begitu maha besar.
Jadi……………………..
Tuhan yang aku ibadahi adalah tuhan yang benar-benar tuhan yang memiliki sifat maha sempurna dan santun, dan tidak memiliki kekurangan dalam hal apapun, ia bukanlah manusia yang dipertuhankan, apalagi tuhan yang dijelmakan menjadi manusia, juga bukan tuhan setengah tuhan, dan lebih jauh lagi, ia bukan manusia setengah tuhan yang banyak memiliki kekurangan dalam hal apapun, kami sebagai muslim menyebutNya/memanggilNya dengan nama ALLAH SWT, yang maha segal-galanya.